Walikota Surabaya Dr. Ir. Tri Rismaharini, M.T, akan mendapat Penghargaan dari PBB akhir bulan Oktober ini dan juga akan datang tim dari Singapura untuk memberikan juga penghargaan dari pemerintah Singapura kepadanya di masa dekat ini. "Minggu lalu saya baru dapat penghargaan dari Irlandia dan akhir Oktober nanti juga akan ada penghargaan dari PBB (perserikatan Bangsa Bangsa)," papar Walikota Risma khusus kepada Tribunnews.com malam ini (13/10/2017).
Penghargaan dari PBB dalam kaitan Surabaya sebagai Global Green City yang dianggap berhasil oleh PBB meskipun dengan dana yang apa adanya. tidak seperti kota besar lainnya. "Kalau di Tokyo besok (14/10/2017) saya akan bicara mengenai Penataan Kota Surabaya," tambahnya.
Surabaya menurutnya tidak sama dengan kota besar lainnya. "Kita lakukan banyak Inovasi kota dengan uang sedikit tapi coba apa yang kita lakukan bisa menjadikan masyarakat Surabaya bahagia tenang dan tetap beraktivitas dengan baik. Jadi kita memang lain dengan kota besar lain yang kaya raya, uang Surabaya terbatas sekali," tekannya.
Selain penghargaan dari PBB dalam waktu dekat juga akan mendapat penghargaan dari Singapura. "Tim Juri dari Lee Kwan Yew Award sudah datang ke Surabaya ingin membandingkan Surabaya sebagai kota besar lain yang uang banyak. Tetapi tidak dengan Surabaya yang uangnya terbatas sekali, tidak seperti kota besar lain di dunia," paparnya.
Nah Surabaya mencoba "bermain" di antara itu, "Yang penting masyarakat senang dan sejahtera." Dengan demikian Risma mencoba melakukan pendekatan berbeda dengan kota-kota lain yang maju pesat dewasa ini. "Kita coba dekati masyarakat dengan kondisi yang ada di pemerintah kota dengan segala keterbatasannya. Pada dasarnya ya Gotong royong supaya bisa sama-sama melakukan penghematan dan bisa tekan pengeluaran." tandas Risma.
Pajak pengusaha memang ada ditarik, "Tetapi kan pengeluaran juga jauh lebih besar kebutuhannya terutama untuk mengentaskan kemiskinan." Surabaya menurut Risma sedang membangin dan mempersiapkan pendidikan anak dengan sebaik mungkin. "Proses lama memang dan kita juga butuh banyak uang rakyat untuk kembali ke rakyat supaya sejahtera.
Jadi kita harus benar-benar berhitung soal keuangan dengan cermat dan baik. Apalagi kini sedang menyiapkan transportasi massal dari utara ke selatan, barat ke timur." Dulu menurutnya, saat dilakukan market sounding sudah bagus tanggapan investor.
"Tapi dari pemerintah pusat minta agar bisa menjadi penjamin dan prosesnya lama. Lalu dialihkan ke APBN tidak punya uang katanya. Jadi ya kembali ke awal, ditangani sendiri semuanya, harus tender. Nah bagi asing harus bangun usaha kerjasama dulu dengan perusahaan lokal kan semua jadinya lama lagi. Kemudian kita juga tidak bisa main tunjuk harus lewat tender. Begitulah jadinya," ceritanya lagi untuk pembangunan kereta api umum dalam kota Surabaya mendatang. (Sumber: Tribunnews.com)
0 komentar:
Posting Komentar