Bagaimana mengenal gejala Kanker Serviks adalah langkah efektif untuk menyelamatkan penderita. Sayangnya, gejala kanker serviks sulit diketahui karena berkembang nyaris tanpa tanda-tanda. Gejala kanker serviks yang sulit diketahui mengakibatkan jenis kanker ganas ini dapat berbiak dengan bebas sampai ke stadium lanjut untuk membunuh korbannya, sehingga disebut sebagai pembunuh wanita nomor 1.
Julukan itu tidak berlebihan karena setiap dua menit, seorang wanita di dunia meninggal akibat kanker serviks. Sementara di Indonesia sendiri setiap hari rata-rata terdapat 37 wanita yang setelah didiagnosa ternyata menderita kanker rahim, setengah dari jumlah itu kemudian meninggal dunia karena kondisinya yang terlalu parah tak bisa tertolong.
Pada umumnya para wanita penderita kanker serviks baru mengetahui gejala penyakitnya setelah berada dalam stadium lanjut, sehingga dokter mengalami kesulitan untuk melakukan pengobatan. Sementara fasilitas medis untuk menangani kanker ini di negara-negara berkembang sangat terbatas, akibatnya banyak penderita kanker serviks yang tidak bisa tertolong lagi alias meninggal dunia.
Selain itu kurangnya disosialisasikan ancaman kanker serviks yang nyaris tanpa gejala membuat banyak wanita kurang memiliki kewaspadaan dalam menjaga kesehatan, terutama para wanita di negara-negara sedang berkembang menjadi sasaran potensial jenis kanker yang menyerang pada bagian organ reproduksi.
Sebagian besar wanita tidak menyadari bahwa virus HPV bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia dan status sosial calon korbannya. Mikroorganisme yang terdiri dari 100 tipe HPV tersebut menginfeksi kulit sehingga menimbulkan kutil, kemudian berkembangbiak dan menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga memicu kanker serviks.
Kanker serviks atau yang disebut juga sebagai kanker mulut rahim merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak menyerang kaum wanita. Berdasarkan data seluruh penderita kanker di Indonesia, sepertiga dari jumlah tersebut adalah penderita kanker serviks. Data yang dikumpulkan WHO menyimpulkan bahwa setiap tahun ribuan wanita meninggal karena penyakit kanker serviks, karena itu jenis kanker ini menempati peringkat teratas sebagai penyebab kematian wanita dunia.
Padahal penyakit yang penyebab utamanya adalah human papilloma virus (HPV) ini tidak secara tiba-tiba membunuh korbannya. HPV perlu waktu selama bertahun-tahun untuk berbiak setelah menginfeksi mulut rahim wanita. Tetapi ironisnya wanita penderita kanker serviks tidak mengetahui bahwa dalam kurun waktu yang cukup lama itu sebenarnya telah mengidap virus HPV.
Jadi bisa disimpulkan bahwa peluang terbesar jenis kanker sampai mendapat julukan sebagai Pembunuh Wanita Nomor 1 ini selain gejalanya yang sulit dideteksi, juga ketidaktahuan para korban sehingga menganggap sepele dan mengabaikan beberapa gejala ringan yang sebetulnya merupakan gejala kanker serviks.
Bagaimana mengenali gejala Kanker Serviks ?
Kanker serviks menyerang pada bagian organ reproduksi kaum wanita, tepatnya di daerah leher rahim atau pintu masuk ke daerah rahim yaitu bagian yang sempit di bagian bawah antara kemaluan wanita dan rahim, karena itu sering disebut juga sebagai kanker leher rahim.. Awalnya HPV menginfeksi korban dengan gejala-gejala yang nyaris tidak terlihat, selanjutnya virus ini membutuhkan proses yang sangat panjang antara 10 hingga 20 tahun untuk berkembang menjadi kanker.
Dalam perkembangannya sampai ke stadium dini, gejala-gejala kanker serviks masih sering diabaikan oleh para calon korbannya. Gejala awal kanker serviks biasanya hanya dikira sebagai kondisi badan yang kurang fit. Selain karena gejala-gejala tersebut tidak “luar biasa” untuk ukuran jenis penyakit kanker ganas, juga disebabkan kurangnya pengetahuan terhadap kanker serviks serta gejala-gejala yang ditimbulkannya.
Jadi, bagaimana gejala kanker serviks ? Karena pada prinsipnya virus HPV “bersarang” dan berkembangbiak di wilayah serviks atau leher rahim, maka gejala awal kanker serviks yang harus dicurigai adalah terjadinya beberapa kelainan di sekitar wilayah tersebut, diantaranya :
01. Setiap wanita yang mengalami menstruasi akan hafal berapa lama menstruasi tersebut berlangsung serta berapa banyak darah yang biasa dikeluarkan. Mereka dengan mudah bisa bisa menandai dengan berapa kali biasanya berganti pembalut. Tetapi jika suatu saat mengalami masa menstruasi yang terlalu lama, atau jumlah darah yang dikeluarkan lebih banyak dari biasanya, jangan sekali-kali mengabaikannya dengan alasan siklus menstruasi yang tidak normal. Karena bisa jadi hal tersebut merupakan gejala awal kanker serviks.
Apalagi jika terjadi pendarahan di luar masa menstruasi, meskipun hanya berupa bercak darah pada celana dalam, segera periksakan kelainan tersebut. Penundaan yang dilakukan dengan alasan apapun bisa berakibat mengubah jalan hidup Anda. Lebih baik mengorbankan sedikit waktu daripada kelak Anda harus menghabiskan hari-hari Anda dengan telentang di salah satu kamar rumah sakit.
02. Terjadinya pendarahan dari area kewanitaan atau ditemukannya bercak darah poada celana dalam juga bisa dialami oleh para wanita yang telah menjalani masa menopause. Pada saat mengalami masalah tersebut seharusnya timbul kecurigaan yang lebih besar, karena hal itu terjadi di masa tidak lagi harus mengeluarkan darah.
Virus HPV mungkin sudah masuk ke leher rahim sejak beberapa tahun lalu dan perkembangannya sampai ke stadium lanjut terjadi di saat calon korbannya sudah memasuki masa menopause. Karena kanker serviks bisa menyerang semua wanita dengan rentang usia yang tak terbatas, maka tindakan terbaik dan paling bijak adalah secepat mungkin memeriksakan gejala tersebut ke dokter spesialis. Kecuali jika Anda memang ingin memperpendek masa tua dengan memangkas usia Anda.
03. Terjadi pendarahan setelah atau saat melakukan hubungan seksual, juga disertai rasa nyeri yang sebelumnya tidak pernah Anda alami. Jangan menebak-nebak sendiri apa penyebabnya, lalu menyimpulkannya bahwa sedikit rasa sakit bukan hal yang luar biasa dan tidak perlu dikhawatirkan. Segera periksakan ke dokter, sangat mungkin Anda sedang diincar Pembunuh Wanita Nomor 1.
04. Jika Anda pernah mengalami keputihan (fluor albus) dan sudah bisa disembuhkan, tetapi kali ini mengalaminya lagi dengan kondisi yang berbeda, yakni mengeluarkan lebih banyak cairan dengan bau yang lebih menyengat, maka Anda harus curiga. Meskipun keputihan merupakan hal yang bersifat umum dan sering dialami oleh banyak wanita, tetapi keputihan disertai cairan yang lebih kental berwarna kekuning-kuningan, kehijauan atau kecoklatan dan disertai timbulnya rasa panas dan gatal pada area kewanitaan perlu dicurigai. Periksa dan konsultasikan segera dengan seorang ginekolog atau dokter spesialis sistem reproduksi wanita.
Bagaimana Gejala Kanker Serviks
Salah satu gejala kanker serviks, keputihan dengan cairan berbau tak sedap dan berwarna.
Selain itu masih terdapat beberapa gejala yang lebih berat karena merupakan gejala kanker serviks stadium lanjut, umumnya pada tahap tersebut penderita harus menjalani perawatan intensif dan berpeluang kecil untuk bisa kembali normal. Banyak penderita kanker serviks yang leher rahimnya harus diangkat sehingga mengakibatkan tidak mempunyai anak.
Cara paling bijak untuk menghindari dari kemungkinan terinfeksi virus HPV adalah secara rutin melakukan screening atau deteksi dini melalui test yang tersedia di rumah sakit atau laboratorium medis. Test yang terpopuler diantaranya adalah adalah IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) yang memerlukan waktu cukup singkat dan hasilnya dapat langsung diketahui. Test Pap Smear juga banyak digunakan meskipun prosesnya lebih rumit dan hasilnya baru bisa diketahui sampai 2 minggu ke depan. (Source:
MamaCantik.web.id )